Perbedaan Power Steering Hidrolik dan Elektrik

Power steering merupakan komponen mobil yang berfungsi untuk meringankan kemudi. Ketika mobil hendak berbelok, power steering inilah yang bekerja. Jika tidak ada power steering, maka bisa dipastikan setir akan terasa berat.

Seiring berkembangnya waktu kini power steering tersedia dalam dua jenis. Yaitu power steering hodrolik dan power steering elektrik (EPS). Loh. Apakah ada perbedaan untuk power steering hidrolik dan elektrik?

Ya, tentu saja ada perbedaan power steering hidrolik dan elektrik. Mari kita bahas secara lengkap mengenai perbedaan power steering hidrolik dan elektrik.

Pengertian Power Steering Hidrolik Dan Elektrik

Sebelum membahas terlalu jauh mengenai power steering hidrolik dan elektrik, mari kita ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian kedua komponen ini. Power steering sendiri merupakan sistem yang bertugas meringankan kemudi.

Saat mobil hendak berbelok, power steering inilah yang bekerja. Jika tidak ada power steering, maka bisa dipastikan setir akan terasa berat.

Power steering hidrolik merupakan sistem penggerak setir yang memanfaatkan tekanan oli. Sistem ini masih banyak digunakan karena performanya masih dianggap cukup mumpuni.

Untuk power steering hidrolik sendiri terdiri dari tipe recirculating ball dan rack and pinion. Namun yang lebih banyak dipakai adalah model rack and pinion.

Power Steering Hidrolik
Power Steering Hidrolik (Sumber Gambar: Google)

Perbedaan Power Steering Hidrolik Dan Elektrik

Baik power steering hidrolik maupun elektrik memiliki komponen dan cara kerja yang cukup berbeda. Power steering hidrolik punya cara kerja yang dibantu mesin, sedangkan elektrik tidak dibantu mesin.

Selain itu, power steering ini jadi sangat penting bagi sebuah mobil karena bisa membantu atau meringankan kemudi saat berbelok. Masih ada beberapa perbedaan power steering hidrolik dan elektrik yang perlu Anda ketahui.

Berikut adalah ulasan lengkapnya untuk Anda.

Efisiensi Pemakaian

Perbedaan power steering hidrolik dan elektrik yang pertama adalah efisensi dalam pemakaian. Mobil yang mengusung sistem elektrik dianggap lebih efisiensi dibandingkan dengan mobil yang menggunakan sisitem hidrolik.

Hal ini karena mobil yang telah mengusung sistem elektrik tidak lagi menggunakan pompa hidrolik atau piston. Sehingga mobil tidak menggunakan tenaga yang dialirkan dari mesin seperti halnya pada sistem kemudi hidrolik.

Mobil dengan elektrik sudah dibekali perangkat motor listrik sederhana yang dirancang untuk menerima perintah dari sang pengemudi. Dengan mengusung sistem elektrik, bobot pada mobil juga bisa berkurang.

Selain itu, mobil dengan power steering elktrik (EPS) juga hanya membutuhkan satu macam cairan serta komponen didalamnya pun tidak serumit sistem hidrolik. Sistem EPS dikendalikan oleh komputer, tentunya ini juga memudahkan untuk mengkalibrasi mobil dengan sistem kelistrikan.

Sedangkan mobil yang masih menggunakan hidrolik membutuhkan banyak cairan untuk mengoperasikannya. Hal itu membuat mobil dengan sistem kemudi hidrolik membutuhkan perhatian ekstra. Bahkan, mobil dengan sistem kemudi hidrolik lebih rentan akan kebocoran karena menggunakan banyak cairan tersebut.

Perawatan

Perbedaan power steering hidrolik dan elektrik yang selanjutnya adalah mengenai perawatan. Eum, mana ya yang lebih mudah dan sederhana dalam masalah perawatan? Untuk masalah perawatan power steering elektrik juga lagi- lagi lebih mudah jika dibandingkan dengan sistem power steering hidrolik.

Power Steering Hidrolik
Power Steering Hidrolik (Sumber Gambar: Google)

Alasan yang satu ini jugalah yang membuat mobil dengan sistem elektrik lebih banyak dipilih dibandingkan sistem kemudi hidrolik. Pastinya para pemilik mobil tak ingin dibuat repot karena keribetan tersebut, ya.

Tenaga

Perbedaan power steering hidrolik dan elektrik yang selanjutnya adalah tenaga yang dihasilkan. Jika, pada poin sebelumnya elektrik lebih unggul, untuk yang satu ini hidrolik lebih unggul. Ya, ada yang mengatakan jika sistem kemudi hidrolik membuat mobil lebih bertenaga.

Ini artinya, mobil bisa memberikan tenaga lebih saat berada di jalan. Namun perlu dicatat, tenaga besar itu justru memberikan pengaruh pada sistem kemudi hidrolik ketika melintas di permukaan jalan berlubang dan rusak atau bergelombang.

Sementara mobil yang telah menggunakan sistem elektrik mampu mendistribusikan dengan tepat tenaga mobil saat mobil melewati jalanan kasar dan bergelombang. Nah, ini sebabnya kalau mobil dengan sistem elektrik lebih menarik dan mudah ketika digunakan.

Cara Kerja

Perbedaan power steering hidrolik dan elektrik yang terakhir adalah cara kerjanya. Memang secara komponen, sistem power steering elektrik lebih rumit. Namun, jika maslaah cara kerjanya untuk elektrik jauh lebih sederhana.

Saat mesin hidup, ECM akan mendapat suplai aliran listrik dari baterai. ECM akan meneruskan ke clutch sehingga main shaft dan motor steer akan terhubung. Saat setir mulai dibelokkan, sensor akan mendeteksi seberapa besar momen puntir yang diterima.

Power Steering Hidrolik
Power Steering Hidrolik (Sumber Gambar: Google)

Sensitivitas setir dapat disesuaikan langsung dengan kecepatan laju mobil melalui sensor kecepatan. Hal inilah yang menggambarkan kepraktisan dan kecanggihan power steering elektrik, karena semuanya diatur memakai modul komputer.

Karena memakai daya elektrik, maka kerja mesin jadi sedikit lebih ringan. Kuncinya ialah pasokan listrik ke aki yang tetap lancar dan prima. Dengan demikian, kerja mesin bisa tetap optimal dan efisien. Power steering elektrik rata-rata hanya tahan sampai usia lima tahun atau 100.000 km.

Itulah perbedaan power steering hidrolik dan elektrik. Dimana masing- masing tentu ada keunggulannya. Perlu dingat lagi, bahwa sisitem power steering hidrolik elektrik merupakan pengembangan dari sisitem hidrolik.

Jadi, wajar saja jika power steering elektrik lebih unggul dibandigkan hidrolik. Ya, ini juga menjadi salah satu alasan kenapa mobil keluaran terbaru banyak menggunakan power steering elektrik.

Namun, bagi Anda yang menggunakan power steering hidrolik jangan khawatir. Meskipun banyak mobil yang mulai menggunakannya, komponen hidrolik mudah ditemukan. Jadi, jika ada kerusakan tidak perlu khawatir, ya.

Berbeda dengan power steering elektrik, ketika terjadi kerusakan biasanya power steering elektrik ini perlu mengganti satu set atau assy, sehingga perbedaannya cukup kontras dengan versi hidrolik. Untuk teknologi konvensional ini, hal yang ditakutkan hanyalah terjadi kebocoran karena seal yang rusak karena usia atau kesalahan pemakaian.

Tinggalkan komentar